Mang Dul, sapaan
orang-orang sekitar kepada Abah Qodir, mengingatkan, orang tjimande harus bener
bener dalam melaksanakan amalan tawasul kepada leluhur Tjimande, utamanya
Tawasul kepada: Embah Khaer Embah Khaliyah, Embah
Khorsi, Embah Endut, Embah Otong, Embah Main, Embah Buyah, Ibu Ateng, Nyi
Masonah, Abah Madharis bin Salmin, Nyi Siti Salamah Binti Japiak dan dilanjutkan
oleh guru-guru lainnya. di samping itu beliau selalu mengingatkan kepada
anggota agar selalu memiliki akhlak yang mulia. beliau mengingatkan anggota
agar memiliki rasa malu. Beliau mengutip
Hadits Rasululllah saw:
عن ابْنِ عُمَرَ رضي اللَّه عنهما أَنَّ
رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ
وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ في الحَيَاءِ ، فَقَالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم : ” دَعْهُ فإِنَّ الحياءَ مِنَ الإِيمانِ ” متفقٌ عليه .
Dari Ibnu Umar
radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui seorang
lelaki dari golongan kaum Anshar dan ia sedang menasihati saudaranya tentang
hal sifat malu – yakni malu mengerjakan kejahatan. Kemudian Rasulullah s.a.w.
bersabda: “Biarkanlah ia, sebab sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari keimanan.”
(Muttafaq ‘alaih)
Beliau Juga
mengingatkan agar anggota Tjimande tahu bahwa dalam Tjimande itu ada 4 unsur,
yaitu Kelid, Taklid, ‘Aqooid dan Tauhid.
“Kelid harus ditekuni dan dipelajari dengan serius jangan hanya belajar
kembangan saja. Taklid, kita harus
mengikuti Mbah Khair sebagai pencipta Cimande, juga harus taklid kepada Abah
Madharis karena beliau yang menyebarkan silat Tjimande di bumi Lampung ini
hingga menyebar ke berbagai provinsi lainnya. Aqoid, kita harus memiliki akidah yang kuat. Tauhid, kita harus betul betul mentauhidkan Allah melalui silat Tjimande ini,”
belaiu menjelaskan.

0 Comments